Benarkah penelitian ilmiah yang telah dilakukan, doa mampu di jadikan sebagai therapy…?

Benarkah penelitian ilmiah yang telah dilakukan, doa mampu di jadikan sebagai therapy
Khasiat Tanaman Obat

Sahabat Sehat Tak jarang doa menjadi jalan dan harapan terakhir. Khasiat doa memang telah dibuktikan melalui berbagai penelitian ilmiah. 

Dengan mata setengah terpejam dan jari-jemari menelusuri butir demi butir tasbih, Marina berdoa dengan khusuk di sebuah kamar di rumah sakit kanker di Jakarta. Hampir setiap sore ia melakukan hal itu untuk mendoakan kemenakannya yang masih terbaring lemah karena serangan leukemia. Ia sangat yakin bahwa doanya kelak membantu penyembuhan yang sedang diupayakan para dokter.

Doa juga menjadi andalan Ayu (31) saat kondisi kesehatannya terganggu. Bedanya ia selalu datang kepada seorang penyembuh di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan untuk meminta air yang telah dialiri energi doa. “Kalau anak saya demam atau rewel terus juga saya minta air ke sana. Kalau sudah diminumi air itu biasanya sih dia tenang,” tutur ibu satu putri ini.

Di San Francisco, AS studi untuk mengetahui efektivitas doa dan zikir dilakukan terhadap 393 pasien jantung. Responden dibagi dalam dua kelompok secara acak. Kelompok pertama memperoleh terapi doa dan zikir, lainnya tidak.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mendapatkan terapi doa hanya sedikit yang mengalami komplikasi. Sementara pada kelompok yang tidak diberi terapi doa timbul berbagai komplikasi.

Dr. Oxman, TE dan kawan-kawan mengemukakan bahwa salah satu faktor prediksi yang kuat bagi keberhasilan operasi jantung adalah tingkat keimanan pasien. Dari studi yang mereka lakukan terbukti bahwa semakin kuat keimanan pasien, kian kuat pula proteksinya terhadap kematian akibat operasi. Kesimpulan itu mereka tungkan dalam artikel berjudul Lack of Social Participation or Religious Strength or Comfort as Risk Factors for Death after Cardiac Surgery in The Elderly, yang dimuat Psychosomatic Medicine.

Penelitian lain tentang kaitan doa dan kematian akibat penyakit juga dilakukan Comstock dan kawan-kawan sebagaimana termuat dalam Journal of Chronic Disease. Dinyatakan bahwa mereka yang melakukan kegiatan keagamaan secara teratur disertai doa, memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung koroner lebih rendah 50% dibanding mereka yang tidak melakukan kegiatan keagamaan.
 
Bukti lain datang dari penelitian Robbins dan Metzner yang dilakukan selama 8-10 tahun terhadap 2700 responden didapati bahwa responden yang rajin menjalankan ibadah serta berdoa, angka kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan yang tidak beribadah.

Penelitian Larson dan kawan-kawan terhadap para pasien tekanan darah tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol (bukan pasien hipertensi), diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok kontrol lebih kuat. Selanjutnya dikemukakan kegiatan keagamaan seperti doa dapat mencegah seseorang dari penyakit hipertensi.

Catatan : Keimanan kepada Tuhan merupakan faktor amat penting untuk membuat orang percaya bahwa doa memang ampuh dalam membantu proses penyembuhan penyakit.